Profil Desa Dlimas

Ketahui informasi secara rinci Desa Dlimas mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Dlimas

Tentang Kami

Profil Desa Dlimas, Kecamatan Tegalrejo, Magelang. Kenali perpaduan unik antara sektor pertanian padi yang subur dan industri kerajinan bambu, khususnya besek, yang menjadi denyut nadi ekonomi kreatif dan pilar kearifan lokal di desa ini.

  • Sentra Kerajinan Bambu Tradisional

    Desa Dlimas merupakan pusat produksi kerajinan anyaman bambu yang terkenal, khususnya besek (wadah makanan), yang menjadi penopang ekonomi kreatif berbasis industri rumahan.

  • Basis Pertanian Padi yang Produktif

    Didukung oleh lahan subur dan aliran sungai, sektor pertanian padi tetap menjadi fondasi ekonomi utama dan penjamin ketahanan pangan bagi masyarakat desa.

  • Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal

    Perekonomian desa menunjukkan perpaduan harmonis antara agrikultur dan industri kreatif, di mana keterampilan menganyam bambu diwariskan secara turun-temurun sebagai aset budaya dan ekonomi.

XM Broker

Desa Dlimas, yang terletak di Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, menyajikan sebuah potret harmoni antara ketangguhan agraris dan geliat industri kreatif berbasis kearifan lokal. Di samping hamparan sawahnya yang hijau dan subur, desa ini dikenal luas sebagai salah satu sentra utama kerajinan anyaman bambu, di mana tangan-tangan terampil warganya mengubah bilah-bilah bambu menjadi produk bernilai ekonomi. Perpaduan antara sektor pertanian sebagai fondasi dan industri kreatif sebagai pilar tambahan ini menciptakan model ekonomi pedesaan yang unik, berdaya dan berkelanjutan.

Kondisi Geografis dan Wilayah

Secara geografis, Desa Dlimas berada di lokasi yang sangat mendukung dua pilar ekonominya. Wilayahnya merupakan dataran rendah dengan kontur tanah yang subur, dialiri oleh anak-anak sungai yang airnya bersumber dari lereng pegunungan di sekitarnya. Keberadaan aliran sungai seperti Sungai Lamat menjadi berkah bagi sektor pertanian karena menjamin ketersediaan air untuk irigasi sepanjang tahun. Di sisi lain, rumpun-rumpun bambu yang tumbuh subur di sepanjang tepian sungai dan di pekarangan warga menjadi sumber bahan baku yang melimpah bagi para perajin.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, luas wilayah Desa Dlimas ialah 2,64 kilometer persegi. Lahan di desa ini dimanfaatkan secara optimal, terbagi menjadi area persawahan irigasi, lahan tegalan untuk tanaman palawija, kebun bambu, serta area pemukiman yang tertata rapi di setiap dusunnya.Batas-batas administratif Desa Dlimas meliputi: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Kebonagung, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Sidorejo dan Desa Tegalrejo, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Banyusari, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Soroyudan. Posisinya yang tidak jauh dari pusat kecamatan dan jalur provinsi Magelang-Kopeng memberikan kemudahan akses pemasaran bagi produk pertanian maupun kerajinan.

Demografi dan Struktur Sosial

Menurut data kependudukan terbaru per tahun 2024, Desa Dlimas dihuni oleh 5.030 jiwa, terdiri dari 2.545 penduduk laki-laki dan 2.485 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah 2,64 kilometer persegi, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.905 jiwa per kilometer persegi.Struktur sosial dan mata pencaharian masyarakat Desa Dlimas menunjukkan karakteristik yang unik. Terdapat dua kelompok profesi utama yang saling melengkapi. Kelompok pertama ialah para petani yang menjadi tulang punggung sektor agraris. Kelompok kedua, yang tidak kalah penting, ialah para perajin bambu. Keterampilan menganyam ini dimiliki oleh sebagian besar keluarga dan diwariskan secara turun-temurun, sering kali menjadi sumber pendapatan tambahan yang dikerjakan oleh para ibu rumah tangga di sela-sela waktu mengurus keluarga. Adanya dua sumber pendapatan ini menciptakan ketahanan ekonomi keluarga yang lebih baik. Kehidupan masyarakatnya sendiri berjalan harmonis, diwarnai semangat gotong royong khas pedesaan Jawa.

Dua Pilar Ekonomi: Pertanian dan Kerajinan Bambu

Perekonomian Desa Dlimas berdiri kokoh di atas dua pilar yang saling menopang. Pilar pertama dan yang paling mendasar ialah sektor pertanian. Lahan sawah yang luas dan subur menjadi andalan utama untuk produksi padi. Para petani di Dlimas mampu menghasilkan panen padi yang melimpah, menjadikannya salah satu lumbung pangan di Kecamatan Tegalrejo. Selain padi, tanaman palawija seperti jagung dan kacang-kacangan juga ditanam secara bergilir untuk menjaga kesuburan tanah.Pilar kedua yang menjadi keunikan dan daya tarik Desa Dlimas ialah industri kerajinan bambu. Desa ini telah lama dikenal sebagai sentra produksi besek, yaitu wadah berbentuk kotak yang terbuat dari anyaman bambu. Besek dari Dlimas memiliki kualitas yang baik dan banyak digunakan oleh produsen makanan tradisional di wilayah Magelang, Yogyakarta, dan sekitarnya sebagai kemasan untuk tape, getuk, atau jenang. Selain besek, para perajin juga memproduksi aneka produk anyaman lain seperti tampah (nampan bambu), tenggok (keranjang nasi), dan berbagai perabotan rumah tangga lainnya. Industri ini sepenuhnya merupakan industri rumahan (home industry), di mana proses produksi dari membelah bambu hingga menjadi produk jadi dilakukan di rumah-rumah warga.

Pemerintahan dan Program Pemberdayaan

Pemerintah Desa Dlimas menyadari betul potensi ganda yang dimiliki wilayahnya. Oleh karena itu, arah kebijakan dan program pembangunan desa dirancang untuk mendukung kedua sektor tersebut secara seimbang. Melalui Dana Desa, pemerintah desa secara rutin mengalokasikan anggaran untuk perbaikan infrastruktur pertanian, seperti rehabilitasi jaringan irigasi dan pengerasan jalan usaha tani.Di sisi lain, perhatian khusus juga diberikan kepada para perajin bambu. Pemerintah desa berperan aktif dalam memfasilitasi pembentukan kelompok-kelompok perajin untuk memudahkan koordinasi, pelatihan, dan akses pemasaran. "Kami ingin kerajinan bambu Dlimas tidak hanya dikenal sebagai produk tradisional, tetapi juga bisa bersaing di pasar yang lebih luas. Kami mendorong adanya inovasi desain tanpa meninggalkan ciri khasnya," ujar salah seorang tokoh masyarakat setempat. Program pemberdayaan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk, efisiensi produksi, dan jangkauan pemasaran, sehingga dapat meningkatkan pendapatan para perajin secara signifikan.

Inovasi di Tengah Tradisi: Peluang dan Tantangan

Desa Dlimas memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi desa wisata edukasi berbasis kerajinan dan agrikultur. Konsep "Kampung Bambu" atau "Kampung Besek", di mana pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan kerajinan bambu sambil menikmati suasana pedesaan yang asri, merupakan potensi yang sangat menjanjikan. Pemasaran produk secara digital melalui platform e-commerce dan media sosial juga menjadi peluang untuk memperluas pasar hingga ke tingkat nasional.Namun di balik peluang tersebut, Desa Dlimas menghadapi beberapa tantangan. Di sektor kerajinan, persaingan dengan kemasan modern berbahan plastik menjadi ancaman utama. Regenerasi perajin juga menjadi isu penting; memastikan generasi muda mau dan mampu melanjutkan keterampilan menganyam adalah kunci keberlanjutan industri ini. Selain itu, ketersediaan bahan baku bambu berkualitas perlu dijaga melalui program penanaman kembali yang terencana.Di sektor pertanian, tantangan klasik seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga panen tetap menjadi perhatian. Dengan inovasi, kolaborasi, dan dukungan kebijakan yang tepat, Desa Dlimas diyakini mampu mengatasi tantangan tersebut dan terus tumbuh sebagai desa yang mandiri, kreatif, dan sejahtera, yang berhasil melestarikan kearifan lokal di tengah arus modernisasi.